“PERTOLONGAN”
Sepagi
ini aku harus berlarian dengan teman-teman lain mencari perlindungan ditempat
dan bangunan yang masih kokoh. Ya, inilah yang kuraasakan ketika berada
dinegara yang sangat kucintai, palestina. Aku tak membawa bekal apapun untuk
bertahan hidup, hanya bermodalkan sumbangan yang dibawa truk-truk yang entah
berentah datangnya darimana, membawa makanan dan pakaian untuk aku dan
orang-orang lain yang telah menjadi
korban ketidakadilan. Tapi untuk pagi ini, tak satupun truk datang membawa
sumbangan itu, aku dan teman-teman yang lain hanya bisa mencari tempat
berlindung dan mencari makanan sisa yang mungkin saja bisa ditemukan ketika
mencari perlindungan. Dan tiba-tiba aku mendengar suara bom dari kejauhan, aku menyempatkan
diri untuk melihatnya, tiba-tiba aku mendengar suara tembakan yang sangat
dekat, aku menoleh kebelakang dan ternyata yang tertembak adalah teman dekatku
malik, dadanya bersimbah darah dan akupun langsung mendekatinya dan memeluk
erat tubuhnya , aku menangis layaknya seseorang yang ditinggal mati oleh orang
yang sangat dicintainya,
Ya,
dan itu benar. Malik adalah satu-satunya orang yang dekat denganku dan kami berdua adalah
anak yatim piatu, aku menangis dan memeluknya se–erat mungkin “malik,
bertahanlah, aku mohon hanya kaulah orang yang paling kusayangi, kumohon jangan
tinggalkan aku sendirian ! “, keadaan membisu yang kudengar hanya suara
tembakan sana-sini, aku menutup mataku dan pasrah dengan keadaan, temanku kini tergeletak
tak bernyawa, dan baju serta tanganku penuh dengan darahnya, teman-temanku yang lain pergi meninggalkanku
sendirian dan meneruskan perjalanannya mencari perlindungan. Dan aku hanya bisa
duduk disamping teman baikku malik yang telah tiada, menemaninya sendirian dan
menutup mata, akupun berdo’a “ ya ALLAH,
jika aku juga akan mati, maka ambillah nyawaku saat ini juga !”, dan tiba-tiba
saja aku mendengar suara langkah kaki yang mendekatiku , aku menyangka itu
adalah Sipenembak itu, akupun pasrah dan menutup mataku, tapi tiba-tiba saja
dia menepuk bahuku dan memanggilku untuk bersembunyi, aku menolaknya dan
meminta dia pergi, tiba-tiba dia menarik dan melepaskan pelukkanku dari temanku
malik, dia marah dan mengata-ngataiku “apa kamu gila, kamu adalah seorang anak
yang seharusnya meneruskan perjuangan temanmu, bukan duduk pasrah menunggu
ajalmu, kau bodoh, apakah kau tidak tau, ALLAH selalu bersama dengan
orang-orang yang istiqomah dijalan-NYA “, diapun langsung mengangkat temanku
dan membawanya pergi , aku yang tadinya pasrah langsung kaget dan bertanya
balik padanya, “ hei, kau mau bawa kemana temanku !”, dia tidak menoleh
kearah-ku tapi di hanya bilang “jika kau
ingin temanmu, maka ingat kata-kataku tadi !”, akupun mengikutinya sampai
kesebuah bangunan yang sudah hancur karena serangan bom, dan dia menunjukiku
untuk memasuki bangunan itu melewati pintu yang masih berdiri kokoh, akupun
mengikuti kemauannya dan betapa kagetnya aku ketika melihat keadaaan didalam
bangunan itu, kukira keadaan didalam bangunan itu pasti sudah hancur tapi ternyata terdapat berbagai macam senjata
dan radar yang masih aktif, akupun bertanya lagi kepadanya “darimana kau
mendapatkan ini semua !”, dia langsung meletakkan temanku dilantai dan
mengatakan “aku adalah warga Israel dan mantan tentara mereka, aku memalsukan
kematianku dan dan pergi bersembunyi kemari, aku tau perang ini bukanlah kalian
yang mengawalinya dan aku tau kalian adalah orang-orang yang benar, maka aku
lari kemari dan menyelamatkan orang-orang dari kalian juga !”, aku bertanya
lagi “ lalu dimana orang-orang yang lain ? ”, dia memintaku untuk mengikutinya
hingga kami berdua sampai disuatu bangunan yang sangat tidak terurus, dan
ketika aku memasukinya ada sebuah ruang yang tidak terurus samasekali, ketika
aku memasukinya lagi betapa terkejutnya aku melihat begitu banyak orang yang
sedang sibuk dengan aktivitas mereka sendiri, seperti tidak terjadi apa-apa,
orang Israel itupun langsung memegang tanganku dan memperkenalkanku dengan yang
lain, kemudian diapun mengenalkan
dirinya kepadaku, “aku adalah malik, walaupun aku warga Israel tapi aku adalah
seorang muslim dan sudah menjadi kewajibanku untuk menolong mereka, saudaraku
seiman, jika kau tidak percaya, setidaknya terimalah pertolongan ini !”, aku langsung
memeluknya dan berkata “apapun tujuanmu hanya ALLAH-lah yang tau, dan aku hanya
bisa memberikan ucapan terima kasih atas pertolongan ini”, dan dia hanya bisa
memberikan senyum kepadaku dan memanggilku kembali kegedung sebelumnya, dia
mengambil sekop dan menyuruhku membawa sekop itu sementara dia membawa mayat
temanku juga, kami berdua menemukan tanah lapang dan mengubur temanku disana,
Aku hanya bisa memberikan do’a semoga malik temanku yang telah kembali dalam
pelukan ALLAH diterima amal baiknya dan dilapangkan kuburnya.